properti didalam panggung
Hal-hal yang dibutuhkan dalam kostum atau tata busana
terdiri atas pakaian dan aksesoris yang sesuai dengan karakter tokoh. Misalnya,
untuk karakter perempuan desa dari Jawa dibutuhkan pakaian lusuh berwarna biru
tua, pakaian dalam memakai suroso (pakai dalam yang sering dipakai oleh ibu-ibu
zaman dahulu), tanpa menggunakan alas kaki. Bawahan memakai kain panjang serta
menggunakan selendang di bahu.
Busana
merupakan kebutuhan yang sangat esensial dalam sebuah pertunjukan, seorang
penari memakai busana tari bukan hanya untuk menghangatkan badan meskipun
berguna juga untuk melindunginya, tetapi yang paling utama adalah dapat
menggambarkan dan menyempurnakan identitas sebuah tarian, karena adanya
kesatuan yang serasi antara tata busana dengan tarian. Busana tari merupakan
bagian yang penting dari si penari, dapat menyamarkan atau meningkatkan
keserasian badan, dan dapat pula merupakan 3 bantuan nyata bagi penari. Dengan
segala unsurnya bentuk, garis, warna dan hiasan banyak efek yang diperoleh.
Dapat kita lihat pada tari Wayang, busana tarinya mengutamakan karakterisasi
pada tiap-tiap peran. Setiap peran mempunyai busananya sendiri, warna, bentuk,
motif dan hiasannya harus mendukung karakterisasi penari itu. Busana tari
Wayang mempunyai susunan serta patokan tertentu sesuai dengan pakem-pakem yang
telah dikenal. Tata rias merupakan cara atau usaha seseorang untuk
mempercantik diri khususnya pada bagian muka atau wajah, menghias diri dalam
pergaulan. Tata rias pada seni
pertunjukan diperlukan untuk menggambarkan/menentukan
watak di atas pentas. Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika
untuk mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada
para pemain di atas panggung/pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar
(Harymawan, 1993: 134). Sebagai penggambaran watak di atas pentas selain acting yang
dilakukan oleh pemain diperlukan adanya tata rias sebagai usaha
menyusun hiasan terhadap suatu objek yang akan dipertunjukan.
Tata rias merupakan aspek dekorasi, mempunyai berbagai
macam kekhususan yang masing-masing memiliki keistimewaan dan ciri tersendiri.
Dari fungsinya rias dibedakan menjadi delapan macam rias yaitu:
1) Rias aksen, memberikan
tekanan pada pemain yang sudah mendekati peranan yang akan dimainkannya.
Misalnya pemain orang Jawa memerankan sebagai orang Jawa hanya dibutuhkan aksen
atau memperjelas garis-garis pada wajah.
2) Rias jenis, merupakan riasan
yang diperlukan untuk memberikan perubahan wajah pemain berjenis kelamin
laki-laki memerankan menjadi perempuan, demikian sebaliknya.
3) Rias bangsa, merupakan
riasan yang diperlukan untuk memberikan aksen dan riasan pada pemain yang
memerankan bangsa lain. Misalnya pemain bangsa Indonesia memerankan peran
bangsa Belanda.
4) Rias usia, merupakan
riasan yang mengubah seorang muda (remaja/pemuda/pemudi) menjadi
orang tua usia tujuh puluhan (kakek/nenek).
5) Rias tokoh, diperlukan untuk
memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan. Misalnya memerankan tokoh
Rama, Rahwana, Shinta, Trijata, Srikandi, Sembadra, tokoh seorang anak sholeh,
tokoh anak nakal.
6) Rias watak, merupakan rias
yang difungsikan sebagai penjelas watak yang diperankan pemain. Misalnya
memerankan watak putri luruh (lembut), putri branyak (lincah),
putra alus, putra gagah.
7) Rias temporal, riasan
berdasarkan waktu ketika pemain melakukan peranannya. Misalnya pemain sedang
memainkan waktu bangun tidur, waktu dalam pesta, kedua contoh
tersebut dibutuhkan riasan yang berbeda.
8) Rias lokal, merupakan rias
yang dibutuhkna untuk memperjelas keberadaan tempat pemain. Misalnya rias
seorang narapidana di penjara akan berbeda dengan rias sesudah lepas dari
penjara.
Untuk dapat menerapkan riasan yang sesuai dengan
peranan, diperlukan pengetahuan tentang berbagai sifat bangsa-bangsa, tipe dan
watak bangsa tersebut. Selain itu diperlukan pula pemahaman tentang pengetahuan
anatomi manusia dari berbagai usia, watak dan karakter manusia, serta untuk
seni pertunjukan tari dibutuhkan pengetahuan tentang karakter dan tokoh
pewayangan.
b. Tata Busana
Busana (pakaian) tari merupakan segala sandang dan
perlengkapan (accessories) yang dikenakan penari di atas panggung.
Tata
pakaian terdiri dari beberapa bagian
1) Pakaian dasar,
sebagai dasar sebelum mengenakan pakaian pokoknya. Misalnya, setagen, korset,
rok dalam, straples
2) Pakaian kaki,
pakaian yang dikenakan pada bagian kaki. Misalnya binggel, gongseng,
kaos kaki, sepatu.
3) Pakaian tubuh, pakaian
pokok yang dikenakan pemain pada bagian tubuh mulai dari dada sampai pinggul.
Misalnya kain, rok, kemeja, mekak, rompi, kace, rapek, ampok-ampok, simbar
dada, selendang, dan seterusnya.
4) Pakaian kepala,
pakaian yang dikenakan pada bagian kepala. Misalnya berbagai macam jenis tata
rambut (hairdo) dan riasan bentuk rambut (gelung tekuk, gelung
konde, gelung keong, gelung bokor, dan
sejenisnya).
5) Perlengkapan/accessories,
adalah perlengkapan yang melengkapi ke empat pakaian tersebut di atas untuk
memberikan efek dekoratif, pada karakter yang dibawakan. Misalnya perhiasan
gelang, kalung, ikat pinggang, kamus timang/slepe ceplok, deker (gelang
tangan), kaos tangan, bara samir, dan sejenisnya
Seperti contoh busana tarian wayang wong/orang berikut
dibawah ini :
- - Busana tari wayang wong wanita
- - Busana tari wayang wong pria
b.Tata rias
Kebutuhan-kebutuhan
dasar untuk rias pertunjukan teater adalah foundation (alas bedak) dan bedak
untuk memberi warna pada kulit; pensil alis untuk menggambar karakter wajah,
blush on untuk menambah rona yang dapat memperkuat perwatakan, dan lipstik.
Kebutuhan lainnya, misalnya: pomade untuk memberi efek tata rambut yang menggambarkan
karakter tertentu, pasta gigi atau sindwich yang dapat digunakan untuk memberi
efek uban pada rambut, atau arang untuk memberi kesan kotor. Perlu kamu pahami
bahwa alat rias hendaknya aman untuk digunakan.
c.
Properti
Penggambaran
karakter suatu tokoh biasanya diperkuat dengan benda-benda yang dapat
menghubungkannya dengan pekerjaan atau kehidupannya sehari-hari. Misalnya,
untuk seorang tokoh polisi membutuhkan properti berupa sepatu PDH, topi polisi,
dan pistol. Seorang tokoh dokter tentu membutuhkan properti berupa stetoskop,
tas dokter, serta alat pengukur tekanan darah.
2.
Kebutuhan Pentas
Ada
tiga hal yang menjadi kebutuhan pokok sebuah pertunjukan teater.
a.
Peralatan Musik dan Efek Bunyi
Untuk mendukung
pertunjukan drama tradisi, peralatan musik yang dibutuhkan adalah alat-alat
musik tradisional, misalnya: kendang, ketipung, beberapa alat-alat gamelan,
kentungan, dan seruling. Fungsi alat-alat musik tersebut tidak selalu sekadar
untuk menciptakan ilustrasi musik. Kadang untuk memperkuat penggambaran situasi
dibutuhkan efek bunyi yang diciptakan dengan alat-alat musik atau
alat-alat khusus lainnya.
b. Tata
Cahaya
Penataan
cahaya dipergunakan untuk menerangi panggung serta memunculkan suasana tertentu
dalam pertunjukan. Ada tiga macam peralatan tata cahaya yang utama
diperlukan,yaitu striplight (lampu berderet), spotlight (lampu
memusat), dan floodlight (lampu tanpa filter).
c.
Dekorasi atau Setting
Dekorasi yang terpenting pada pertunjukan adalah
background. Untuk memberikan nuansa netral, biasanya background yang digunakan
berwarna hitam sebab warna ini tidak memantulkan sinar lampu. Tetapi untuk
keperluan pertunjukan khusus digunakan pula background berwarna putih. Bagian
dekorasi lainnya adalah benda-benda yang disusun sedemikian rupa sehingga
menciptakan situasi atau menggambarkan lokasi tertentu.
Komentar
Posting Komentar