Wayang orang sriwedari



            

Pentas wayang orang Sriwedari menjadi jujukan bagi para pecinta kesenian tradisonal yang keberadannya kini kian langka. Wayang orang Sriwedari merupakan salah satu kelompok kesenian yang tertua karena telah ada sejuak tahun 1910 saat era pemeritahan Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Paku Buwono X
Gedung yang terletak di dalam bekas komplek taman kebon rojo Sriwedari itu menjadi tempat pentas para pemain wayang orang. Pentas itu dimainkan setiap malam mulai pukul 20.00 WIB hingga 22.00 WIB. Meski tiap malam pentas, namun lakon maupun judul yang dimainkan selalu berbeda tidak sama.
Meskipun sudah berusia 108 tahun, namun wayang orang Sriwedari masih mempertahankan pakem dalam setiap pentasnya. Selain tetap mempertahankan penggunaan bahasa Jawa, untuk iringan menari para pemain wayang juga masih menggunakan iringan gamelan yang ditabuh para pengrawit
Koordinator Wayang Orang Sriwedari, Agus Prasetyo menjelaskan perkembangan kesenian wayang orang di Solo tidak bisa lepas dari Pura Mangkunegaran. Pasalnya, cikal bakal wayang orang di Solo muncul saat masa Kanjeng Gusti Pangeran Arya Adipati (KGPAA) Mangkunegara I berkuasa. Saat itu wayang orang dipentaskan oleh para abdi dalem istana. “Wayang orang di Mangkunegaran eksis dari Mangkunegara I hingga Mangkunegara VI. Tapi pada masa Mangkunegara VI mengalami krisis ekonomi. Setelah itu pentas wayang orang di Mangkunegara dihentikan. Para abdi dalem yang menjadi pemain wayang orang juga ikut dihentikan,” kata dia ketika ditemui di gedung wayang orang Sriwedari, Senin malam (2/12). Setelah pentas wayang orang di dalam tembok istana Pura Mangkunegaran berhenti, lanjut Agus, ara pemain wayang tersebut langsung membentuk grup wayang untuk pentas di kampung-kampung. Kemudian salah satu pengusaha Tionghoa bernama Gan Kam merekrut para pemain wayang Mangkunegara untuk pentas di luar tembok istana.
“Gan Kam menggelar pertunjukan wayang orang dengan panggung proscenium ala seperti opera di Barat. Penonton yang ingin menonton juga ditarik biaya,” jelasnya.
Setelah kesenian wayang orang kian digemari masyarakat, Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Paku Buwana X meminta pentas wayang orang untuk dipentaskan di Sriwedari yang pada waktu itu merupakan taman kebon rojo. Pertunjukan wayang orang di Sriwedari itu pertama kali dipentaskan pada tahun 1910. Tahun tersebut ditetapkan sebagai peringatan berdirinya wayang orang Sriwedari.
“Waktu itu memang wayang orang diberikan pentas di kebon rojo Sriwedari. Sejak tahun 1910 hingga saat ini pentas wayang orang Sriwedari masih eksis,” ujar dia. Bahkan, keberadaan kelompok wayang orang Sriwedari pada saat itu menginspirasi munculnya grup-grup wayang orang baru di berbagai daerah di Jawa. Bahkaan, saking pesatnya jumlah kelompok wayang orang saat itu mencapai 60 grup. “Yang menjadi cikal bakal munculnya kelompok-kelompok wayang orang lain itu adalah wayan gorang Sriwedari. Jumlah kelompok wayang orang di Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur itu sampai 60 kelompok,” sebutnya. Agus menuturkan masa keemasan pentas wayang orang Sriwedari pada rentang tahun 1950-1970-an. Sedangkan mulai tahun 1980-an hingga 2000-an antusiasme masyarakat untuk datang menonton pentas di gedung wayang orang Sriwedari itu mengalami penurunan yang sangat tajam. Hal ini disebabkan kesenian wayang orang Sriwedai mulai kalah dengan berkembangnya televisi  Hanya saja kondisi tersebut kini lambat laun mulai berubah. Jumlah penonton yang hadir saat ini juga terus bertambah. Hal ini tidak lepas dari campur tangan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang terus mempromosikan dan menggalakkan untuk menonton kesenian tradisional tersebut. Gaung pun bersambut, kini antusiasme masyarakat untuk menonton mulai tinggi.
“Kini jumlahnya lumayan meningkat dibandingkan dulu. Apalagi kalau malam Minggu itu jumlah penonton bisa sampai 500 penonton. Tak hanya dari Solo, penonton yang hadir juga berasal dari luar Solo seperti Jawa Timur, Jakarta dan lainnya,”. Kini untuk menonton pertunjukan wayang orang Sriwedari lebih nyaman, pasalnya tempat duduk bagi penonton dibagi menjadi tiga kelas, yakni VIP, kelas 1 dan balkon. Untuk harga tiket yang dipatok untuk menonton sekali pertunjukan wayang orang cukup murah mulai dari Rp5000 hingga Rp10.000 per tiket. “Harga tiket kelas VIP itu Rp 10.000 per tiket, kelas 1 Rp7.500 dan kelas balkon Rp5.000 per tiket. Sedangkan kapasitas tempat duduk di dalam gedung wayang orang Sriwedari itu mencapai 700 tempat duduk,” Wayang orang merupakan salah satu kebudayaan Indonesia yang sampai saat ini masih dilestarikan keberadaannya. Wayang orang berbeda dengan wayang kulit. Kalau biasanya wayang kulit dimainkan dengan menggunakan boneka-boneka yang terbuat dari bahan kulit kerbau, berbeda dengan wayang orang yang digelar dengan menampilkan manusia sebagai pengganti wayang tersebut. Para pemain wayang ini biasanya menggunakan aksesoris yang mirip dengan wayang kulit dan untuk menambah kesan menarik biasanya para wayang orang ini melukis wajah mereka agar mirip dengan parah tokoh perwayangan wayang kulit.  Disolo kita bisa menemukan tempat khusus untuk menonton Wayang Orang yang sangat terkenal hingga luar daerah Solo,  taman Sriwedari adalah tempatnya. Wayang orang Taman Sriwedari biasanya dipentaskan setiap hari kecuali pada hari Minggu pada pukul 8 malam sampai selesai. Gedung Wayang Orang Sriwedari ini berada di komplek Taman Hiburan Rakyat. Penonton wayang orang ini berasal dari berbagai usia mulai dari anak kecil, anak muda, dan orang dewasa walaupun dominannya berisikan orang dewasa.Bahkan tidak jarang banyak turis mancanegara yang ikut menyaksikan pertunjukan Wayang Orang ini, meskipun pertunjukan ini disajikan dengan menggunakan bahasa jawa tetapi indah dan lincahnya gerakan penarinya membuat kita betah menyaksikan pertunjukan ini hingga usai,  Bagian-bagian yang sangat ditunggu-tunggu penonton biasanya adalah ketika kelompok Punakawan yang terdiri dari Bagong, Petruk, dan Gareng dengan lelucon khas mereka yang membuat para penonton tertawa, penampilan mereka ini adalah sebagai pelengkap agar lakon yang dibawakan tidak terasa berat di hadapan penonton. Para pemain wayang orang Sriwedari ini memiliki kemampuan menari diatas rata rata walaupun mereka pegawai negeri sipil yang berdinas di Pemkot Solo yang memang bertugas secara khusus untuk menari dan tampil di pertunjukan wayang orang, ini merupakan salah satu bentuk kepedulian Pemerintah Kota Solo untuk melestarikan pertunjukan Wayang Orang Sriwedari.  Hanya dengan tiket masuk mulai Rp 5.000 sampai dengan yang termahal Rp 10.000 anda sudah bisa menyaksikan pertunjukan ini di Gedung yang cukup sederhana, bersih dan  ber AC .
Lelaki itu mengenakan kembali kostumnya, kostum tua lusuh yang harus tetap terlihat gemerlap oleh sorotan lampu panggung. Ia merias wajahnya menjadi sebuah sosok yang bukan dirinya lagi, menjadi seorang ‘Raja Buto’. Dalam sebuah pertunjukan wayang orang, sebuah lakon yang terus-menerus ia mainkan setiap malam, di dalam gedung tua yang setiap bagian dari plafon-plafonnya bergantian runtuh, lantunan tembang dari mulutnya ditangkap lemah oleh mikrofon yang tidak lagi peka terhadap bunyi, tata pencahayaan panggung ala kadarnya, kursi yang belum penuh terisi, pemain lain yang datang terlambat. Layar sudah dibuka, pertunjukan harus tetap digelar, ada ataupun tiada penontonnya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kenong

alat musik kecrek

TOKOH WAYANG RAMA